Washington DC – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dijadwalkan akan melakukan pembicaraan telepon langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari ini, Senin (19/5). Panggilan telepon tersebut bertujuan untuk membahas kemungkinan mengakhiri konflik bersenjata di Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022.

Rencana panggilan telepon antara Trump dan Putin ini kembali mencuat di tengah upaya internasional yang terus dilakukan untuk mencari solusi damai bagi perang Ukraina. Trump sendiri telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk berperan dalam menengahi konflik tersebut, bahkan pernah sesumbar dapat mengakhirinya dalam waktu 24 jam jika dirinya kembali menjabat sebagai Presiden AS.

Menurut laporan, Trump menyampaikan bahwa ia bakal menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri pertumpahan darah di Ukraina. Ia merasa prihatin dengan dampak buruk perang yang menyebabkan banyak orang meninggal setiap harinya.

“Saya bakal berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri pertumpahan darah di Ukraina,” ujar Donald Trump, seperti dilaporkan. Ia menambahkan, “Setiap hari orang-orang meninggal. Perang ini sangat buruk di Ukraina. Saya ingin mengakhiri hal terkutuk ini.”

Trump juga mengungkapkan rasa frustrasinya melihat upaya-upaya negosiasi damai yang dilakukan pihak lain belum membuahkan hasil yang signifikan. Ia merasa bahwa dirinya memiliki pengaruh yang dibutuhkan untuk dapat membujuk kedua belah pihak yang berkonflik, khususnya Rusia, untuk duduk bersama dan mencapai kesepakatan damai. “Saya akan menggunakan pengaruh jika memang diperlukan,” kata Trump. “Tidak ada yang menggunakan pengaruh lebih baik daripada saya,” tambahnya.

Pihak Kremlin, melalui juru bicaranya, dilaporkan telah mengonfirmasi bahwa panggilan telepon antara Presiden Putin dan Donald Trump memang sedang dipersiapkan. Konfirmasi dari Kremlin ini menunjukkan keseriusan kedua belah pihak dalam merealisasikan komunikasi tingkat tinggi tersebut.

Setelah berbicara dengan Presiden Putin, Donald Trump juga berencana untuk melakukan panggilan telepon terpisah dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan pejabat NATO. Urutan panggilan ini mengindikasikan pendekatan Trump yang ingin berbicara langsung dengan pemimpin Rusia terlebih dahulu sebelum berkomunikasi dengan pihak Ukraina dan aliansi Barat. Trump menyatakan harapan bahwa setelah pembicaraannya dengan Putin, sebuah gencatan senjata dapat terjadi dan perang yang ia sebut sangat kejam itu akan segera berakhir.

Perang di Ukraina telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah, jutaan orang mengungsi, dan ribuan orang tewas. Dampaknya juga meluas secara global, mempengaruhi stabilitas ekonomi dan geopolitik. Berbagai inisiatif perdamaian telah diupayakan oleh berbagai negara dan organisasi internasional, namun negosiasi antara Rusia dan Ukraina masih menemui jalan buntu.

Keinginan Donald Trump untuk turun tangan langsung dalam upaya damai ini mencerminkan keyakinannya pada kemampuan diplomasi pribadinya dan hubungan yang ia miliki dengan Presiden Putin di masa jabatannya sebagai Presiden AS. Apakah panggilan telepon ini akan benar-benar membawa kemajuan signifikan dalam upaya mengakhiri perang Ukraina masih menjadi pertanyaan besar. Namun yang pasti, komunikasi langsung antara dua figur yang memiliki pengaruh besar di panggung internasional ini akan menjadi sorotan dunia dan dapat membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam proses pencarian solusi damai. Dunia menantikan hasil dari pembicaraan telepon yang dijadwalkan berlangsung pada hari ini.